MAKKAH, Lingkar.news – Dalam rangkaian ibadah haji melempar jumrah, aqabah dan mabit di Mina merupakan salah satu wajib haji. Semua jamaah yang tidak berhalangan diwajibkan untuk melontar jumrah pada hari aqabah, hari tasyrik pertama dan hari tasyrik kedua bagi yang Nafar Awal. Kemudian dilanjutkan hari tasyrik ketiga bagi yang Nafar Tsani.
Pada prosesi melontar jumrah bagi jamaah haji yang tidak mampu atau dalam kondisi sakit bisa diwakilkan kepada jamaah haji yang lain. Persamaan dengan prosesi melontar jumrah, jamaah haji diwajibkan untuk mabit atau menginap di Mina.
Mabit di Mina minimal dilakukan selama dua malam yakni malam ke-11 dan ke-12 Dzulhijjah dan dilanjutkan dengan mabit malam ke-13 bagi yang mengambil Nafar Tsani.
Dengan adanya kewajiban untuk mabit di Mina, maka pemerintah dalam hal ini melalui muasasah/syarikah dan maktab harus menyediakan akomodasinya. Akomodasi yang dimaksud meliputi, tenda untuk menginap serta konsumsi selama menginap.
Saat ini tenda di Mina sudah jauh lebih baik daripada keadaan di musim haji sebelum pandemi. Tenda-tenda untuk jamaah sudah dilengkapi kasur, bantal dan selimut untuk setiap jamaah. Hanya saja jamaah haji harus benar-benar mengingat-ingat letak tendanya dengan benar.
Hal itu dikarenakan semua tenda yang berjumlah ribuan ini memiliki corak dan warna yang sama. Tentu akan sulit bagi jamaah haji yang sudah tua untuk menghafal letak tendanya. Hal ini mengakibatkan hampir setiap hari ada laporan jamaah haji yang tersesat atau kebingungan mencari tendanya.
Hal ini akan menambah pekerjaan para petugas haji Indonesia yang harus sering-sering mencari atau mengantarkan jamaah haji yang tersesat. Jamaah haji yang tersesat biasanya karena terpisah setelah prosesi melontar jumrah.
Petugas haji melalui ketua kloter sudah berulang kali mengingatkan supaya jamaah tidak terpisah dengan rombongan, minimal dengan satu grupnya. Caranya jangan melontar jumrah sendirian.
Bagi yang sudah milenial, ketua kloter mengingatkan jamaah untuk menandai lokasi tendanya di Google Maps. Sehingga sepulang dari melempar jumrah bisa langsung mengaktifkan Google Maps-nya. (Lingkar Network | Ahmad Fahimi – Lingkar.news)