MAKKAH, Lingkar.news – Melontar jumrah bisa dilakukan pada tanggal 10, 11, 12 Dzulhijjah kemudian jamaah haji kembali ke hotel di Makkah yang disebut dengan Nafar Awal.
Jamaah haji juga bisa melanjutkan melontar hari ke-4 yakni pada tanggal 13 Dzulhijjah atau yang disebut dengan Nafar Tsani. Baik mengambil Nafar Awal maupun mengambil Nafar Tsani, dua-duanya sama-sama sah.
Melontar jumrah dalam rangkaian ibadah haji merupakan salah satu wajib haji. Jika ditinggalkan maka jamaah haji wajib membayar dam. Tapi apabila tidak mampu, jamaah haji bisa mewakilkan kepada orang lain.
Selama proses melontar jumrah, jamaah haji diwajibkan untuk mabit atau menginap di wilayah Mina. Jamaah haji akan ditempatkan di tenda-tenda yang sama.
Mina ini wilayahnya terbatas dan menginap di luar Mina, maka wajib haji tersebut tidak sah. Oleh karena itu, jamaah haji dari seluruh dunia akan berkumpul di tenda-tenda di Mina pada malam 11 dan 12 Dzulhijjah.
Terbatasnya wilayah Mina membuat kapasitas tenda-tenda di Mina kadang kala overload. Hal itu biasanya terjadi di musim Haji normal di mana kuota haji dipenuhi 100%. Dalam catatan kontributor musim Haji ini, kuota Haji hanya 50% dari normal.
Meskipun demikian pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah, penulis benar-benar menyaksikan berjubelnya jamaah di Mina. Tenda-tenda dipenuhi dengan jamaah. Tenda dengan ukuran 8 x 8 meter akan dipenuhi jamaah sejumlah 45 orang.
Dan menurut beberapa jamaah yang pernah berhaji, kapasitas ini sangat longgar karena biasanya ukuran tenda tersebut akan dipenuhi dengan 90 orang. Bisa kita bayangkan betapa berjubelnya kondisi tenda di Mina.
Belum lagi masalah toilet yang mana dari dulu sampai sekarang jumlah toiletnya tidak berubah. Hanya saja toilet tersebut sudah direnovasi dengan baik, meskipun jumlahnya tetap.
Perbandingan jumlah toilet dengan jumlah jamaah yang kurang memadai mengakibatkan antrean di toilet menjadi lama. Khususnya di toilet wanita yang mungkin memerlukan waktu penggunaan toilet lebih lama daripada pria.
Kondisi toilet yang antre ditambah dengan sesaknya tenda dengan jamaah kadang mengakibatkan banyak jamaah yang pada awalnya ingin Nafar Tsani berubah pikiran menjadi Nafar Awal. Mereka pulang terlebih dahulu ke Makkah pada tanggal 12 Dzulhijjah.
Dengan sebagian jamaah yang telah Nafar Awal, maka kondisi tenda menjadi lebih sepi. Juga tidak ditemukan lagi antrean toilet. Akhirnya jamaah yang melakukan Nafar Tsani mengaku baru bisa menikmati nyamannya tinggal di tenda Mina.
Tenda sudah tidak terlalu berjubel, toilet juga sudah tidak antre dan yang paling mengasyikkan jatah makanan sangat berlimpah-limpah. Maka dari itu jika jamaah haji ingin menikmati nyamannya suasana di Mina sebaiknya memilih Nafar Tsani saja. (Lingkar Network | Ahmad Fahimi – Lingkar.news)