MAKKAH, Lingkar.news – Pemerintah Arab Saudi benar-benar memberlakukan peraturan yang ketat di musim Haji Tahun 2022 ini. Setelah dua tahun pemerintah Arab Saudi tidak menerima kedatangan jemaah haji dari luar negeri, maka pada tahun ini pemerintah Arab Saudi mulai membuka masuknya jemaah haji dari luar negeri.
Di tengah kekhawatiran terhadap merebaknya penyakit Covid-19, sejumlah aturan mulai diterapkan. Salah satu aturan yang diterapkan adalah pembatasan yang ketat dari mobilitas jemaah haji.
Bagi para jemaah haji luar negeri visa yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi hanyalah visa haji, bukan visa umrah, atau kunjungan wisata. Untuk itu pemerintah Arab Saudi melarang jemaah haji untuk mengunjungi daerah-daerah di luar tempat yang diperuntukkan untuk jemaah haji.
Dalam ibadah haji kita mengenal adanya ibadah umrah. Ada dua jenis umrah yaitu, umrah wajib yang merupakan bagian dari haji dan umrah sunah.
Umroh wajib bagi jamaah haji Indonesia yang kebanyakan melaksanakan haji tamattu bisa mengambil miqat-nya di bandara Jeddah atau ketika pesawat di atas Yalamlam untuk jemaah haji gelombang 2 yang langsung mendarat di Jeddah. Sedangkan jamaah haji gelombang 1 yang mendarat di Madinah, maka miqat umrah wajibnya dilaksanakan di Masjid Bir Ali.
Untuk umrah sunah dilaksanakan ketika jamaah haji sudah berada di Mekah. Mereka tetap harus mengambil miqat. Secara syariat ada beberapa miqat yang diperbolehkan yaitu Tan’im, Hudaibiyah, dan Ji’ronah.
Di musim haji tahun ini, jemaah haji yang sudah berada di Makkah tidak boleh mengambil miqat selain di Tan’im oleh pemerintah Arab Saudi.
Beberapa hari yang lalu ada 13 jamaah haji Indonesia yang mengambil miqat di sekitar Hudaibiyah terpaksa harus berurusan dengan kepolisian ketika dicek poin. Walaupun pada akhirnya jemaah haji tersebut tetap diperbolehkan, tetapi diberi peringatan keras bahwa miqat di Hudaibiyah dan Ji’ronah tidak diperbolehkan. Pihak Daker melalui masing-masing Kepala Sektor yang diteruskan kepada Ketua Kloter menghimbau jamaah untuk mematuhi larangan ini.
Untuk mencapai Tan’im tidaklah sulit, bahkan bisa dibilang sangat mudah. Banyak sekali angkutan yang siap mengantar jamaah dari depan hotelnya masing-masing menuju ke Tan’im, lalu dari Tan’im langsung diantar ke Masjidil Haram.
Untuk ongkos dari daerah Jarwal menuju ke Tan’im adalah 5 riyal, sedangkan dari Tan’im menuju ke Masjidil Haram juga 5 riyal. Setibanya di Masjid Tan’im, jamaah akan melaksanakan salat tahiyatul masjid dan juga salat sunah umrah. Kemudian berniat umrah dan sudah harus berpakaian ihram.
Di atas mobil angkutan yang menuju ke Masjidil Haram, jamaah kemudian akan melantunkan bacaan talbiyah secara bersama-sama. Sesampainya di Masjidil Haram para jamaah yang berpakaian ihram akan diarahkan langsung menuju pintu masuk yang berbeda oleh para Askar.
Bagi jemaah yang berpakaian ihram akan diarahkan di lantai dasar tempat tawafnya, sedangkan bagi jamaah yang tidak berpakaian ihram akan diarahkan menuju lantai atas.
Waktu yang paling nyaman untuk melaksanakan ibadah umrah adalah di waktu dini hari. Jemaah bisa berangkat sekitar pukul 02.30 menuju ke Tan’im. Dan prosesi umrah mulai tawaf Sa’i hingga tahalul dengan diselingi salat subuh berjamaah di lantai dasar Ka‘bah akan berakhir pukul 06.00. (Lingkar Network | Lingkar.news)