Longsor di Ciherang Banten, 9 Rumah Rusak Ringan hingga Berat

AMBRUK: Tampak rumah roboh milik warga Ciherang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak akibat diterjang longsor pada Minggu, 3 Maret 2024. (Antara/Lingkar.news)

AMBRUK: Tampak rumah roboh milik warga Ciherang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak akibat diterjang longsor pada Minggu, 3 Maret 2024. (Antara/Lingkar.news)

LEBAK, Lingkar.news Longsor di Ciherang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengakibatkan sembilan rumah rusak berat hingga ringan.  

Rumah yang terdampak diantaranya ada 2 rumah hilang terbawa longsoran, 3 rumah dinyatakan rusak Berat, dan 4 rRumah dinyatakan rusak rngan, 

“Dari sembilan rumah itu di antaranya lima unit rumah rusak berat dan empat rusak ringan,” kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama dalam keterangan di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin, 4 Maret 2024.

Longsor akibat curah hujan tinggi disertai angin kencang pada Minggu, 3 Maret 2024 terjadi sekira pukul 17.00 WIB tidak menyebabkan korban jiwa maupun luka-luka. Masyarakat terdampak bencana longsor itu mengungsi di rumah saudaranya di daerah tersebut. Namun ada 1 korban yang mengalami syok lalu pingsan dan langsung segera dibawa ke puskesmas terdekat .

“Kami kini menyalurkan bantuan logistik untuk warga yang terdampak bencana longsor untuk meringankan beban ekonomi mereka,” jelasnya.

Menurut Febby, bencana longsor di Ciherang i topografi alamnya perbukitan dan pegunungan, sehingga rawan bencana alam jika cuaca ekstrem.

Bencana longsor yang menerjang sembilan rumah itu, karena di atas pemukiman warga terdapat kolam air dan kondisinya berada di dataran tinggi atau perbukitan. Kemungkinan debit air tinggi setelah diterjang hujan lebat disertai angin kencang dan petir sehingga menimbulkan longsoran tanah.

“Kami sekarang melakukan pendataan rumah warga yang terdampak longsor untuk diajukan ke pemerintah daerah agar mendapat bantuan pembangunan rumah itu,” ucapnya.

Febby mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung dan gelombang tinggi.

Saat ini, cuaca di wilayah Lebak memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

“Kami minta warga meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material cukup besar,” terangnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version