Gelombang Tinggi Capai 4 Meter, Nelayan di Pandeglang Tidak Bisa Melaut

Gelombang Tinggi Capai 4 Meter, Nelayan di Pandeglang Tidak Bisa Melaut

GELOMBANG TINGGI: Gelombang tinggi 4 meter di Perairan Selat Sunda bagian selatan berada di pesisir Kabupaten Pandeglang. (Antara/Lingkar.news)

PANDEGLANG, Lingkar.news Nelayan pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten sejak sepekan terakhir tidak melaut akibat cuaca ekstrem yang melanda Perairan Selat Sunda bagian selatan.

Rijal (55) seorang nelayan Teluk Labuan Pandeglang, pada Kamis, 14 Maret 2024 pun mengaku tidak berani pergi melaut lantaran gelombang tinggi mencapai 4 meter.

“Kita tidak berani melaut karena tinggi gelombang mencapai 4 meter,” kata Rijal.

Cuaca ekstrem yang ditandai gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan lebat serta petir dapat membahayakan nelayan tradisional.

Gelombang tinggi mencapai 4 meter melanda Perairan Selat Sunda bagian selatan. Oleh karena itu, nelayan pesisir Pandeglang mulai dari Pantai Carita, Teluk, Labuan, Panimbang, Cikeusik, Sumur dan Ujung Kulon sebaiknya tidak melaut guna menghindari kecelakaan laut.

“Kami lebih baik memilih tinggal di rumah daripada melaut, karena cuaca sangat membahayakan keselamatan jiwa,” ucapnya menjelaskan.

Menurut dia, nelayan di sini sekitar 300 orang menggunakan alat tangkap perahu kecil , sehingga tidak kuat jika menahan angin di atas 30 knot dan tinggi gelombang 4 meter.

Perahu kincang yang menggunakan mesin tempel dan jelajah sampai tiga mil dari pantai bisa terdampar jika gelombang tinggi.

Untuk menghindari korban jiwa, pihaknya minta nelayan lebih baik tidak melaut, karena cuaca kurang bersahabat dan berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.

“Kami dan nelayan lainnya selama tidak melaut dengan memperbaiki alat tangkap,” tuturnya.

Senada, Sueb (50) warga Panimbang Kabupaten Pandeglang mengaku bahwa saat ini nelayan di Selat Sunda bagian selatan, selatan Banten dan Samudera Hindia tidak melaut.

Selain karena cuaca ekstrem dengan ketinggian gelombang mencapai empat meter, juga karena tiupan angin bergerak dari arah barat laut dengan kecepatan 30 knot/jam.

Ia juga mengatakan bahwa tangkapan ikan tidak ada juga, ditambah awal puasa Ramadhan, sehingga para nelayan sudah sepekan tidak melaut.

“Kami selama sepekan terakhir tidak melaut, karena cuaca buruk itu,” ujarnya.

Sementara itu, Muhammad Basri, tokoh masyarakat pesisir Kabupaten Pandeglang mengimbau nelayan agar tetap waspada jika melaut menyusul cuaca di tinggi gelombang 4 meter di Perairan Selat Sunda bagian selatan.

“Peringatan imbauan itu untuk menghindari korban jiwa akibat dampak cuaca buruk itu,” kata Muhammad Basri. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version