Baru 2 Minggu Tanam Padi, 20 Ha Sawah di Rangkasbitung Mulai Kekeringan

POTRET: Tampak areal persawahan di Blok Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mulai kekeringan. (Antara/Lingkar.news)

POTRET: Tampak areal persawahan di Blok Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mulai kekeringan. (Antara/Lingkar.news)

RANGKASBITUNG, Lingkar.news Puluhan hektare areal persawahan di Kabupaten Lebak, Banten, terpantau mulai kekeringan sehingga terancam tanaman gagal panen atau puso.

Kekeringan yang melanda areal persawahan di Blok Sentral Rangkasbitung mencapai sekitar 20 hektare akibat pasokan air dari Bendungan Cijoro tidak berfungsi. Sedangkan untuk penyedotan sumber air dari Sungai Ciberang sepanjang 500 meter tidak memiliki sarana pompa.

“Kami kebingungan areal persawahan mulai kekeringan,” kata Ketua Blok Sentral Rangkasbitung , Ahmad, Selasa, 2 Juli 2024.

Karena itu pihaknya berharap Dinas Pertanian setempat segera turun tangan dan dapat mengatasi kekeringan lahan sawah di Rangkasbitung.

“Kami berharap tanaman padi yang baru usia 15 hari setelah tanam bisa diselamatkan dengan pasokan air,” ungkapnya.

Salah satu petani di Blok Sentral, Misbak (55), mengatakan tanaman padi miliknya seluas 5.000 meter mengalami kekeringan, padahal baru dua pekan lalu melakukan penanaman.

“Kami berharap pemerintah menyediakan pompa agar areal persawahan milik masyarakat bisa dipanen September 2024,” ujar Misbak.

Begitu juga Herman (45), dia mengaku saat ini areal persawahan di Blok Lembur Sawah mulai kekeringan akibat musim kemarau.

“Kami memastikan tanaman padi seluas empat petak yang baru tanam 30 hari mulai kekeringan,” sambung Herman.

Sementara itu Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menyampaikan pihaknya minta petani segera melapor kekeringan areal persawahan kepada petugas penyuluh untuk ditindaklanjuti agar tanaman padi bisa diselamatkan.

“Kami akan menyiagakan Brigade Pompanisasi Dinas Pertanian untuk mengatasi kekeringan areal persawahan itu,” ucapnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version