LEBAK, Lingkar.news – Dua warga Jakarta pada Kamis, 1 Agustus 2024 terseret ombak di Pantai Karang Seke, Kabupaten Lebak dan dilaporkan hilang. Hingga kini Basarnas Banten dibantu Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Lebak terus melakukan upaya pencarian.
“Kami menerima laporan kecelakaan laut itu pada Kamis, 1 Agustus 2024, pukul 18.10 WIB dan kini dua warga Jakarta dalam pencarian,” kata Kepala Seksi Operasi Basarnas Banten Heru Amir dalam keterangan tertulis di Rangkasbitung, Lebak, Jumat, 2 Agustus 2024.
Sebanyak dua warga Jakarta yang terseret ombak di Pantai Karangseke, Kabupaten Lebak itu, bernama Iwan (17) dan Memet (15).
Kecelakaan laut itu berawal lima wisatawan dari Jakarta mengunjungi objek wisata Pantai Karangseke, Kabupaten Lebak, Kamis, 1 Agustus 2024, pukul 13.30 WIB. Saat kejadian, satu di antara lima wisatawan berada di saung, sedangkan empat lainnya berenang di sekitar pantai setempat.
Tiba tiba terlihat orang minta tolong dan langsung direspons oleh Balawista dan warga setempat. Sebanyak dua orang dapat terselamatkan dan dua orang lainnya tidak dapat terselamatkan.
“Kami berharap pada hari kedua pencarian bisa ditemukan terhadap dua korban warga Jakarta yang terseret ombak itu,” katanya.
Ketua Balawista Kabupaten Lebak Erwin Komarasukma mengatakan wisatawan yang mengunjungi pesisir pantai selatan Banten agar tidak berenang untuk mencegah kecelakaan laut.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi (BMKG), sejak beberapa hari terakhir tinggi gelombang di pantai selatan Banten tidak menentu, bahkan sepanjang Kamis, 1 Agustus 2024 berkisar 2,5 hingga 4 meter.
Balawista Lebak telah menyampaikan informasi tersebut kepada pengelola wisata, penginapan, relawan, nelayan, kelompok sadar wisata (pokdarwis), koramil, polsek, pengelola tempat pelelangan ikan (TPI) dan pihak lainnya.
Para wisatawan dilarang berenang di sekitar pesisir pantai selatan Banten mulai dari Pantai Bagedur, Binuangeun, Suka Hujan, Karangseke, Cihara, Cibobos, Panggarangan, Bayah, Pulomanuk hingga Sawarna, karena cuaca kurang bersahabat yang bisa menyebabkan kecelakaan laut.
“Kami berharap wisatawan agar mematuhi larangan itu, sehingga tidak menyebabkan kecelakaan laut,” kata Erwin. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)