Lingkar.news – Makam Raden Sawunggaling mungkin belum sepopuler makam-makam kesultanan lainnya. Padahal sosoknya merupakan salah satu sosok legendaris di era Kesultanan Demak Bintoro.
Makamnya bersih, terawat. Berbeda dengan makam-makam tokoh besar lainnya yang umumnya terpisah dengan makam warga. Makam Raden Sawunggaling ini berada di komplek permakaman, RT 6 RW 10 Kampung Sawunggaling, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Berdasarkan berbagai literatur sejarah, Raden Sawungggaling ini salah satu tokoh penting di masa kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Fatah.
Makam Raden Sawunggaling sering disebut sebagai makam Mbah Keramat. Jelang tahun politik, makamnya sering dikunjungi para politikus.
Penjaga sekaligus pengelola makam, Sholikin mengatakan, terdapat peningkatan peziarah setiap masa pemilu.
“Kemungkinan ada Caleg yang berziarah, tapi yang jelas ada peningkatan di tahun politik. Karena kami sebagai pengelola tidak bisa mengawasi 100 persen, siapa-siapa saja yang berziarah. Bahkan kalau malam, banyak yang pakai roda dua bahkan mobil pribadi ziarah ke sini,” ungkap Sholikin.
Namun para peziarah yang berkunjung ke makam tersebut justru kebanyakan bukan masyarakat Kabupaten Demak.
“Malah justru bukan warga Demak. Kebanyakan dari Kudus, Jepara, Solo, Jawa Timur dan Jawa Barat. Saya sempat tanya mereka. Biasanya mereka habis ziarah ke Sunan Kalijaga dan Masjid Agung Demak, terus mampir ke sini,” imbuhnya.
Pihaknya sempat bertanya kepada rombongan peziarah dari Kota Solo mengapa berziarah ke makam tersebut.
“Kata mereka, ini leluhur mereka. Leluhur mereka (dari Solo) yang ada di Demak, ya ini Raden Sawunggaling,” ujarnya.
Selain itu, Sholikin juga mengatakan bahwa saat musim Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) dan pendaftaran pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), banyak calon yang berziarah ke makam tersebut.
“Waktu Pilkades kemarin itu banyak yang ziarah dan pendaftaran PPPK juga ada,” ucapnya.
Sholikin juga menceritakan bahwa Raden Sawunggaling merupakan keturunan Brawijaya V yang ke-80 diutus ke Demak untuk membantu mendirikan kerajaan Demak Bintoro.
“Menurut sejarah masyarakat sejak dulu, Beliau (Raden Sawunggaling) memiliki andil dalam pendirian kerajaan Demak yang mendampingi kakaknya untuk mendirikan kesultanan Demak Bintoro. Beliau juga ahli dalam segi pemerintahan,” katanya.
Meski begitu, pihaknya mengatakan makam tersebut belum pernah dilakukan haul sama sekali. Namun untuk ke depannya akan dilakukan haul pada bulan Muharram.
“Kita baru mau menentukan haulnya. Rencananya pada tanggal 3 Muharram, karena kita juga kesulitan dari data yang ada karena kita hanya bersumber dari cerita rakyat. Haul ini pun disepakati warga, karena di saat malam Jumat Wage 3 Muharram, makam ini mengeluarkan aroma yang sangat wangi sekali, sehingga tokoh warga disepakati tanggal itu,” pungkasnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)