Lingkar.news – Destinasi wisata Ngulahan Park di Desa Ngulahan, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah memiliki daya tarik panorama alam dan satwa yang menarik.
Jika berlibur ke sana, pengunjung bisa berfoto atau memberi makan satwa yang sudah jinak seperti burung dan kera. Bahkan pengunjung juga bisa berkeliling menaiki kuda dengan pendampingan pengelola wisata.
Haryanto tokoh pemuda Desa Ngulahan, menjelaskan Ngulahan Park mengusung konsep konservasi alam, dengan ditandai hewan-hewan liar tidak dikurung di dalam kandang.
“Hewan-hewan ini dilatih agar terbiasa dekat dengan pengunjung. Setiap hari ramai mas, terutama pada Jumat sampai Minggu, pengunjung tambah ramai,” tuturnya.
Selain itu, ada juga jenis burung rangkong dan kasuari yang sering menyedot perhatian wisatawan. Karena burung yang dilindungi tersebut, populasinya sudah tergolong langka.
Sedangkan untuk saat ini, pihak pengelola tengah berupaya mengembangbiakkan beragam jenis burung, salah satunya burung jalak.
Wisata Ngulahan Park di Desa Ngulahan Rembang ini masih membutuhkan banyak koleksi satwa. Pihak pengelola membuka tangan selebar-lebarnya bagi relawan yang ingin berkontribusi.
Mengingat total luas lahan Ngulahan Park mencapai 3 hektar dan baru 1 hektar yang dimanfaatkan.
“Kita ingin jumlah koleksinya semakin banyak, agar memberikan warna yang lebih semarak lagi di sini,” pungkasnya.
Keberadaan wisata satwa ini pun turut mendapat respon positif dari masyarakat. Seperti yang diungkapkan anggota Komisi IV DPRD Rembang, Dumadiyono.
Ia menilai Ngulahan Park sendiri terbilang wisata satwa unik, karena selama ini belum ada konsep wisata yang satwanya dilepas tanpa kandang dan bisa berinteraksi langsung dengan pengunjung.
“Saya berharap kedepan Ngulahan Park bisa jadi wisata edukasi dan konservasi satu-satunya di Kabupaten Rembang atau bahkan di Indonesia,” kata Dumadiyono, anggota Komisi IV DPRD Rembang, Dumadiyono.
Pria yang akrab disapa Yon Valent ini mendorong agar semua pengelola obyek wisata di Kabupaten Rembang memunculkan ide dan gagasan baru. Supaya pengunjung tidak merasa jenuh.
“Selama ini banyak wisata yang bermunculan, viral sebentar terus hilang, karena tidak punya konsep secara kontinyu,” tandasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkar.news)