Lingkar.news – Psikolog Alsi Marsha Tengker, B.A.,M. Sc., M.Psi. menyarankan para orang tua menenangkan diri terlebih dulu sebelum menangani anak-anak yang mengalami tantrum.
Dia, dalam sebuah webinar mengatakan bahwa, kebingungan yang melanda kala menghadapi anak tantrum merupakan hal wajar. Tantrum tergolong emosi yang besar, yang mungkin orang tua saja tak terbiasa dengan itu semasa kecil.
“Jadi kita melihat saat anak kita mengekspresikan emosi besar, sebenarnya sama bingung dan takutnya dengan kita waktu kecil merasakan itu. Memang tidak mudah untuk memproses itu. Kalau aku boleh saran, soal tantrum memang baiknya kita yang tenangin diri dulu sebelum menangani anaknya,” saran Marsha.
Dalam kesempatan itu, dokter spesialis anak yang juga Founder & CEO Tentang Anak dr. Mesty Ariotedjo Sp.A menuturkan, anak-anak perlu dikenalkan emosi yang dirasakan. Tantrum, menurut dia, suatu proses yang diawali dari tidak pahamnya anak pada emosi yang dirasakan.
“Semakin cepat anak mengenali mungkin regulasi emosinya akan semakin baik,” tutur dia.
Di sisi lain, Principal Early Childhood Education Gianti Amanda, M.Psi. T, Montessori, Dipl berpendapat, orang tua sebenarnya bisa menyampaikan emosi yang dia sampaikan pada anak, namun disesuaikan porsinya dengan usia anak.
“Sebagai orang tua perlu menenangkan diri juga boleh loh menyampaikan. Emosi bisa kita sampaikan, bagi, tetapi dengan porsi sesuai usia anak,” sarannya.
Menurut Mayo Clinic, Tantrum adalah ekspresi frustrasi anak dengan keterbatasannya atau kemarahannya karena tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Mungkin anak kesulitan memikirkan sesuatu dan tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya.
Anak umumnya tidak berencana membuat frustrasi atau mempermalukan orang tua mereka. Bagi sebagian besar balita, tantrum adalah cara untuk mengungkapkan rasa frustrasi. Untuk anak yang lebih besar, tantrum mungkin merupakan perilaku yang dipelajari.
Jika orang tua menghadiahi amukan dengan sesuatu yang diinginkan anak, maka amukan cenderung berlanjut. Biasanya, cara terbaik untuk menanggapi amukan adalah dengan tetap tenang.
Jika orang tua merespons dengan ledakan kemarahan, anak mungkin akan meniru perilaku itu. Meneriaki seorang anak untuk menenangkan diri juga cenderung memperburuk keadaan.
Sebaliknya, cobalah mengalihkan perhatian anak. Berikan buku yang berbeda, berpindah lokasi, atau membuat wajah lucu mungkin bisa membantu.
Jika anak memukul atau menendang seseorang atau mencoba lari ke jalan, cobalah menghentikan perilakunya dengan menggendongnya sampai dia tenang. (Lingkar Network | Ant – Koran Lingkar)